Element of Art Fotografi

FOTO BERSENI ??
Bagaimana foto yang kita ambil bisa dikatakan memiliki seni ??
Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus dan memiliki seni, kita harus bisa memperhatikan keadaan atau elemen-elemen yang ada disekitar objek. Dalam dunia fotografi, ada istilah yang dikenal dengan “Element of Art”. Element of Art ini dalam fotografi sangat penting karena dapat menentukan komposisi hasil dari foto itu sendiri, yang mana merupakan dasar dari elemen-elemen seni yang ada dalam foto itu, terlepas dari semua pengaturan yang ada pada kamera.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kepekaan Cahaya

Berbicara tentang fotografi maka tidak akan terlepas dari yang namanya cahaya. Karena cahaya merupakan faktor penting dalam fotografi, tidak ada cahaya tidak akan ada foto yang bisa dibuat.  Selain shutter speed dan aperture, kepekaan cahaya juga merupakan suatu hal yang berkaitan dengan fotografi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari fotografi lebih lanjut, kita harus tau tentang kepekaan cahaya.
Apakah “ Kepekaan Cahaya”  Itu ???
Kepekaan cahaya atau lebih sering dikenal dengan istilah ISO (International Standard Organization) atau dahulu dikenal dengan istilah ASA (American Standard Asociation). Yang tidak lain merupakan tingkat kepekaan (sensitivitas) pada film. ISO merupakan fasilitas terbaik yang berhasil diciptakan dalam teknologi fotografi, karena dengan ISO ini, kepekaan film (dalam DSLR adalah sensor) tidak lagi bergantung pada film yang akan digunakan. Hal ini dikarenakan kamera DSLR menyediakan ISO yang siap untuk atur. Sehingga tidak lagi perlu melihat kedepan momen atau kondisi seperti apa yang akan diabadikan, karena mudah pengaturannya bahkan anda dapat memotret didalam ruangan kemudian keluar ruangan tanpa harus mengganti Film.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anatomi Nikon D7000

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jenis-Jenis Lensa Kamera DSLR

Kamera DSLR menggunakan lensa berjenis 35 mm. ukuran dan jenis lensa ini beragam, mulai dari lensa tele (untuk memotret jauh), lensa macro (untuk memotret jarak dekat atau obyek kecil) dan lensa wide (untuk memotret sudut lebar). Setiap produsen kamera juga memproduksi lensa 35 mm, namun banyak pula vendor yang khusus membuat lensa untuk kamera DSLR. Setiap vendor mempunyai mount (dudukan lensa) yang berbeda, sehingga tidak setiap merek lensa 35 mm bisa dipasangkan dengan kamera.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Color Mood

Colormood ???
Dalam dunia fotografi colormood digunakan sebagai ekspresi perasaan seseorang yang dilukiskan dengan warna yang dihasilkan dari foto. Sama seperti musik yang membangun suasana hati, warna juga dapat membantu menciptakan suasana hati. Warna dalam foto benar-benar dapat membuat seseorang melihat hal itu berulang-ulang atau mungkin turn-off penampil. Bahkan warna dalam foto dapat mengatur kecepatan dan suasana lingkungan. Warna keseluruhan foto bisa melakukan banyak hal untuk mengubah suasana hati dan perasaan yang terkait dengannya. Apa pun yang mengubah warna keseluruhan dari suatu gambar hanya menggunakan metode penyaringan warna. Untuk fotografi, hal ini dapat dilakukan baik secara fisik melalui penggunaan fotografi filter yang ditempatkan di atas lensa, atau ditambahkan digital selama bekerja pasca-pengolahan. Jumlah filter fotografi yang tersedia, dan efek mereka dapat menciptakan, tidak terhitung banyaknya, yang memungkinkan fotografer untuk membuat persis efek yang mereka inginkan. Manusia mudah melihat hal-hal dalam simetri. Oleh karena itu foto juga akan menarik perhatian tetapi dengan beberapa bagian menarik perhatian lebih dari yang lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sejarah Fotografi


FOTOGRAFI satu kata yang sangat menarik perhatian masyarakat saat ini. Karena dengan fotografi setiap orang bisa menyimpan momen-momen yang dianggap penting atau dengan kata lain sebagai alat dokumentasi. Dua hal yang berkaitan dengan fotografi yaitu fotografer dan alatnya yang tidak lain disebut camera. Selain itu juga agar dapat menghasilkan foto atau gambar yang bagus diperlukan keterampilan dalam menggunakan kamera, dengan menguasai teknik-teknik dasar fotografi.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang fotografi, alangkah lebih baik jika kita tahu pengertian dari fotografi dan asal mula fotografi (sejarah fotografi) itu sendiri.
Apa “FOTOGRAFI” itu ???
“Fotografi adalah seni untuk menulis dengan cahaya”
Fotografi (Photography, Inggris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Bagaimana “Asal Mula Fotografi” itu ???
Sejarah fotografi berkisar sekitar inovasi usaha untuk mereproduksi gambar, apakah upaya itu berhasil atau fotografi menemui akhir. Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi.  Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Foto pertama di dunia dibuat dalam tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce dari sebuah jendela di rumah perkebunannya di Peran­cis. Untuk “film” Niepce menggunakan lem­pengan campuran timah yang dipekakan dan ia mendapat gambaran kabur dari puncak­-puncak atap yang digambarkan di atas.
Dimulai dengan eksperimen Joseph Nicéphore Niépce yang mengembangkan kamera obscura agar bisa merekam gambar, dilanjutkan oleh Louis JM Daguerre dengan daguerreotypenya yang menyempurnakan hasil eksperimen Niépce, kemudian William Henry Fox Talbot yang mempunyai konsep serupa dengan Daguerre, dan terakhir George Eastman, yang memproduksi kamera Kodaknya yang murah serta mudah digunakan, dan akhirnya membuat fotografi menjadi semakin memasyarakat.
Perkembangan awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh Niépce, Daguerre dan Talbot untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka masing-masing. Akan tetapi lempengan yang telah dilapisi oleh berbagai macam zat kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar dibuat tercetak pada lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama.
Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.
Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai fitur serta kemampuan yang baru.
Source:


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kronologi Peristiwa dalam Sejarah Fotografi

Antara tahun 1851 sampai 1871 sejumlah peristiwa terjadi dalam sejarah fotografi, antara lain:
• 1861: James Clerk-Maxwell menciptakan sistem warna fotografi pertama, menggunakan foto hitam dan putih dengan filter warna merah, hijau dan biru.
• 1861-1865: Mathew Brady dan staf fotografinya membuat sampul depan mengenai perang Sipil Amerika.
• 1877: foto Edward Muybridge tentang langkah kuda berderap dengan cepat yang memperlihatkan kuku-kuku empat ekor kuda yang menjejak tanah sekaligus. Perputaran uang terus terjadi diantara pertumbuhan San Francisco yang kaya, yang bertaruh pada hasil.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS